Membaca Hasil SPSS
Hasil penelitian regresi ini dengan mengajukan hipotesis: apakah terdapat pengaruh CAR, BMPK dan PBAP secara parsial dan bersama-sama terhadap ROA bank. Penganalisisan dimulai dengan beberapa pengujian asumsi data yang digunakan misalnya uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji apakah data (laporan keuangan bank X) periode tahun 2006 sampai dengan bulan Mei 2009, apakah dapat memenuhi asumsi yang dipersyaratkan dalam melakukan analisis statistik regresi. Pengujian yang dimaksud antara lain: uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji homoskedastisitas, dan autokorelasi. Secara rinci, hasil pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini, dijelaskan sebagai berikut :
Uji Normalitas Data
Pengujian
normalitas dengan data laporan keuangan yang dijadikan
variabel-variabel penelitian dilakukan melalui uji Kolmogorov-Smirnov
(K-S), hasilnya diperlihatkan pada Tabel sebagai berikut :
Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Ketentuan pengujian normalitas data, yaitu dengan melihat besarnya nilai K-S hitung yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan besarnya nilai K-S table dapat dicari melalui table (given: pada a = 5%), dengan kriteria yaitu: (a). Jika nilai K-S hitung > nilai K-S tabel, maka data dinyatakan berdistribusi normal; dan (b). Jika nilai K-S hitung 0,212 maka dari kedua hasil pengujian tersebut hasilnya data dinyatakan berdistribusi normal;
•
Variabel bebas BMPK, diperoleh besarnya nilai K-S hitung yaitu 1,428
> 0,212 oleh karena itu data variabel ini dinyatakan berdistribusi
normal;
•
Variabel bebas PBAP, diperoleh besarnya nilai dari K-S hitung yaitu
1,446 > 0,212 maka data variabel tersebut dinyatakan berdistribusi
normal;
•
Variabel terikat ROA, diperoleh nilai dari nilai K-S hitung yaitu
sebesar 1,452 > 0,212 maka data variabel terikat ROA dinyatakan
berdistribusi normal.
Berdasarkan
kriteria pengujian dan hasil perhitungan di atas, maka diketahui data
yang diperoleh dari hasil perhitungan rasio keuangan bank yang digunakan
dalam analisis regresi ini adalah data atau sampel yang diambil dari
populasi yang berdistribusi normal. Hal ini diketahui, karena seluruh
nilai K-S hitung dari keempat variabel yang dijadikan sampel (diteliti)
memiliki nilai yang lebih besar dari nilai K-S tabel sebesar 0,212.
Uji Multikolinearitas
Untuk
mengetahui apakah terjadi korelasi antar variabel independent (bebas),
jika terjadi korelasi antar variabel bebas yang kuat maka telah terjadi
problem multikolinaritas yang serius. Berdasarkan hasil pengujian untuk
mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas pada data yang
digunakan regresi, dilihat dari hasil regresi ganda, sebagai berikut :
Untuk
menguji multikolinearitas, dilakukan pengujian dengan ketentuan, yaitu :
(a) Apabila memiliki nilai VIF (variance inflation factor) disekitar
angka 1; (b) Mempunyai angka Tolerance mendekati 1. dan (c) Apabila
kedua kriteria tersebut dipenuhi, maka dinyatakan tidak ada problem
multiko.
Hasil
analisis pada Tabel di atas, diketahui bahwa variabel CAR besarnya
nilai VIF = 1,256 dengan nilai Tolerance sebesar 0,687. Variabel BMPK
dengan nilai VIF = 1,327 dan nilai Tolerance = 0,660. Variabel bebas
PBAP dengan nilai VIF = 1,137 dan nilai Tolerance = 0,880.
Dengan
demikian, berdasarkan data hasil analisis pada Tabel dan ketentuan
pengujian multikolinearitas tersebut, diketahui bahwa ketiga variabel
bebas memiliki nilai VIF disekitar angka 1, dan nilai Tolerance
dibawah/lebih kecil dari angka 1. Hal ini berarti, ketiga variabel bebas
tidak terdapat gejala/problem multiko.
Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas, dengan melihat output hasil pengolahan SPSS, diperhatikan pada gambar, sebagai berikut :
Pengujian
apakah terdapat gejala heteroskedastisitas, yaitu dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada Gambar di atas, dimana sumbu X adalah Y yang
telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (yaitu Yprediksi –
Ysesungguhnya). Selanjutnya, pengujian dengan pengambilan keputusan
didasarkan pada : (a). Apabila ada pola tertentu, seperti titik-titik
(point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi
Heteroskedastisitas; dan (b). Apabila tidak ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Hasil
uji pada Gambar di atas, diketahui bahwa titik-titik (data) menyebar
secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan
demikian, maka berarti tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model
regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel
terikat (ROA) berdasarkan ketiga variabel bebas yang digunakan (CAR,
BMPK dan PBAP) tersebut.
Uji Otokorelasi dan Analisis Regresi Ganda
Pendeteksian
apakah terdapat gejala otokorelasi antarvariabel bebas yang dianalisis
dalam regresi, dilakukan uji Durbin-Watson. Hasil analisis uji
otokorelasi dengan melihat nilai Durbin-Watson hitung (D-W).
Dari
data pada tabel di atas, diketahui besarnya nilai Durbin-Watson (DW)
hitung adalah sebesar 1,918. Sedangkan nilai dL (d-tabel) pada a = 0,05
dengan sampel sebanyak 105 diketahui sebesar dL = 1,25 dan dV = 1,57
(Lihat Lampiran Tabel DW). Diketahui dari hasil output SPSS, diperoleh
nilai DW hitung bahwa dL < dv < DW hitung (1,25 < 1,57 <
1,918), sehingga hasil dari pengujian tersebut menyatakan bahwa tidak
ada gejala otokorelasi atau tidak adanya gejala korelasi antara variabel
itu sendiri. Dengan demikian, maka dapat dijelaskan bahwa teknik
analisis data dengan model regresi ganda dengan data yang ada hasil
perhitungan rasio keuangan bank, dapat memenuhi asumsi. Dengan kata
lain, bahwa asumsi-asumsi yang diharapkan dari model analisis regresi
dapat dipenuhi, sehingga analisis statistika dapat dilanjutkan.
Koefisien Korelasi dan Determinasi
Hubungan
ketiga variabel bebas kekuatan dapat diketahui dari nilai koefisien
korelasi yang menunjukkan kekuatan hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Hasil perhitungan tersebut ditunjukkan pada Tabel :
Tabel Nilai Koefisien Korelasi R dan R2
Hasil
analisis diketahui bahwa besarnya angka dari koefisien korelasi ( R )
adalah 0,995 dan angka tersebut positif (mendekati 1), dengan demikian
dapat diartikan bahwa terdapat hubungan/ korelasi yang sangat kuat dan
searah antara ketiga variabel bebas X secara serempak dengan variabel
ROA.
Diketahui
pula besarnya pengaruh bersama-sama ketiga variabel bebas X terhadap Y,
yang diketahui dari besarnya nilai koefisien determinasi (R Square)
yaitu 0,990 dan angka koefisien tersebut memberi petunjuk bahwa variasi
perubahan dari ketiga variabel bebas CAR (Xl), BPPK (X2), dan PBAP (X3),
yang secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variasi
perubahan variabel ROA (Y) yaitu sebesar 99,0% dan sisanya sebesar 1,0%
merupakan pengaruh dari variasi perubahan variabel bebas lainnya yang
tidak diteliti dalam penelitian ini, misalnya total debt, perputaran
piutang, current ratio, KAP, kurs USD, dan lain-lain.
Analisis Varian (Nilai F-hitung)
Untuk
mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas CAR, BMPK, dan PBAP
secara serempak terhadap ROA (Y), dilakukan pengujian dengan F-test
hasilnya dapat dilihat pada tabel Anova, berikut :
Hasil
uji Anova diketahui besarnya nilai F hitung adalah 1163,611 dengan
degree of freedom/derajat bebas (df) regression sebesar 3 dan nilai df
dari residual sebesar 37, maka dapat diketahui besarnya nilai dari
F-tabel pada tingkat signifikansi 5% (a = 0,05) yaitu sebesar 2,859
(Lihat Tabel F).
Berdasarkan
kedua nilai F tersebut, selanjutnya dilakukan pengujian apakah
persamaan garis regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini
dapat digunakan untuk mengestimasi atau memprediksi dari setiap
perubahan besarnya nilai ROA (Y), atau menguji apakah persamaan
merupakan model regresi yang terbentuk secara linear dengan variabel
bebas yang diteliti tersebut.
Untuk
pengujian yaitu dengan membandingkan besarnya nilai F hitung dan F
tabel, memberikan hasil bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel
atau 1163,611 > 2,859. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa
persamaan garis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat
digunakan dengan baik untuk memprediksi/memperkirakan setiap perubahan
(kenaikan/penurunan) dari nilai ROA (Y), atau dapat pula dinyatakan
bahwa koefisien b dalam persamaan regresi tersebut nilainya adalah tidak
sama dengan 0 (nol), yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap ROA, atau dapat dijelaskan apabila ketiga variabel
tersebut dilakukan dengan optimal maka motivasi berprestasi, menjadi
optimal pula.
Nilai Koefisien Regresi B dan Nilai t-hitung
Nilai
koefisien regresi dari ketiga variabel bebas X (CAR, BMPK, dan PBAP)
dengan return on assets (ROA), hasilnya diperlihatkan pada Tabel,
sebagai berikut :
Seperti
diketahui, selain pengujian atau pembuktian dengan Uji F, dilakukan
pula pengujian hipotesis atas koefisien regresi dari masing-masing
variabel bebas, yaitu apakah terdapat korelasi dan pengaruh ketiga
variabel bebas dengan variabel terikat ROA, yaitu dengan melakukan
pengujian tingkat signifikansi dengan membandingkan besarnya nilai
t-hitung dengan t-tabel atas koefisien korelasi masing-masing variabel
bebas X (CAR, BMPK, dan PBAP) terhadap ROA.
Diketahui
besarnya nilai t-hitung masing-masing dari ketiga variabel bebas yaitu
CAR (nilai t-hitung = 2,505); variabel BMPK memiliki t-hitung sebesar
4,703 dan variabel bebas PBAP memiliki nilai t-hitung sebesar 55,984.
Nilai t-hitung ketiga variabel bebas tersebut lebih besar dari nilai
t-tabel (2,021) pada a = 0,05.
Pengujian
ketiga variabel bebas X (CAR, BMPK dan PBAP) dengan variabel terikat
ROA melalui uji hipotesis. Hasil pengujian t-test, selanjutnya
digambarkan dalam kurva batas penerimaan dan penolakan hipotesis :
Kurva Batas Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
Pada a = 0,05 ; t-tabel = 2,021
Penjelasan Ringkas
Hasil
perhitungan t-hitung dan Gambar kurva uji hipotesis diketahui bahwa
ketiga variabel bebas (CAR, BMPK, dan PBAP) tersebut memiliki
korelasi/hubungan yang sangat signifikan terhadap peningkatan ROA. Hal
ini ditunjukkan oleh keberadaan variabel bebas tersebut dengan t-hitung
pada sisi sebelah kanan kurva pengujian hipotesis dan memiliki nilai
yang lebih besar dari nilai kritis t-tabel (2,021;a = 0,05). Hal ini
juga memberikan petunjuk, bahwa ketiga variabel bebas memiliki hubungan
yang positif/searah, artinya setiap perubahan yang terjadi oleh karena
perlakuan peningkatan ketiga variabel bebas X dapat menyebabkan
peningkatan ROA. Dengan demikian, maka dari hasil pengujian/pembandingan
di atas, antara kedua nilai t (t-hitung dengan t-tabel), dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan positif antara
ketiga variabel bebas (CAR, BMPK, dan PBAP) dengan/terhadap ROA. Dengan
demikian, maka hipotesis dapat dibuktikan.
Persamaan Garis Regresi
Hasil
pengolahaan data dan analisis, dapat dituliskan besarnya nilai dari
persamaan regresi yang terbentuk sebagai persaman estimasi, adalah :
Y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y = -0,018 + 0,035X1 + 0,022X2 + 0,457X3
t-stat (-3,912) (2,505) (4,703) (55,984)
Diketahui
Xl adalah nilai CAR; X2 adalah BMPK dan X3 adalah PBAP. Sedangkan, R
sebesar 0,990; R2 sebesar 0,990 dan nilai F-hitung = 1163,611.
Berdasarkan
persamaan garis regresi yang terbentuk dan nilai-nilai dari koefisien
regresi masing-masing variabel bebas, maka besarnya nilai dari intersep
(bo) dan nilai koefisien (bx) dari ketiga variabel bebas X, dalam
persamaan regresi yang terbentuk dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Nilai dari koefisien konstanta (intersep) bo sebesar -0,018 hal ini
berarti bahwa besarnya ROA sebesar -0,018 satuan apabila ketiga variabel
bebas (X) yang diteliti nilainya sama dengan 0 (nol).
b.
Nilai koefisien regresi b1 dari variabel bebas Xl (CAR) sebesar 0,035
hal ini berarti apabila CAR naik sebesar satu satuan maka ROA akan
mengalami peningkatan sebesar 0,035 satuan, apabila variabel bebas yang
lainnya dianggap konstan.
c.
Besarnya nilai koefisien regresi b2 pada variabel X2 (BMPK) yaitu
sebesar 0,022 hal ini berarti apabila BMPK naik sebesar 1 satuan maka
ROA akan mengalami peningkatan sebesar 0,022 satuan, apabila variabel
bebas lain dianggap konstan.
d.
Besarnya nilai koefisien regresi b3 dari variabel X3 (PBAP) sebesar
0,457 artinya apabila PBAP naik sebesar satu satuan, maka pencapaian ROA
akan mengalami peningkatan sebesar 0,457 satuan, apabila variabel bebas
lainnya dianggap tetap/konstan.
Hasil
perhitungan koefisien regresi dalam persamaan tersebut beserta
penjelasannya, dapat diketahui bahwa ketiga variabel bebas X sangat
mempengaruhi peningkatan ROA, dengan kata lain bahwa untuk meningkatkan
ROA yaitu dapat dengan memperbaiki atau meningkatkan kinerja keuangan
bank melalui ketiga variabel bebas tersebut.
Pencapaian
ROA oleh suatu perusahaan atas kinerja keuangganya sangat diperlukan
untuk kelangsungan dan perkembangan usaha perbankan yang dijalankannya.
ROA yang tinggi menunjukkan bahwa pencapaian kinerja keuangannya sudah
baik, sebaliknya jika ROA pencapaiannya rendah itu berarti bahwa kinerja
keuangan bank/perusahaan masih rendah.
Hasil
analisis dari data yang ada, khususnya selama periode tahun 2006 sampai
dengan Mei 2009 pencapaian ROA masih sangat rendah, bahkan terjadi
penurunan selama periode tersebut. Hal ini menunjukkan kinerja keuangan
yang dicapainya belum optimal. Kondisi rendahnya pencapaian ROA dapat
disebabkan oleh berbagai hal, misalnya faktor eksternal atau kondisi
makro ekonomi yang ada di Indonesia atau pun pengaruh dari faktor
global. Seperti kita ketahui, selama beberapa tahun terakhir ini,
kondisi ekonomi secara global terus memburuk, yang dipicu oleh
memburuknya kondisi ekonomi Internasional (misalnya Amerika Serikat)
yang berdampak pada kondisi ekonomi Negara-negara lain, termasuk
Indonesia. Faktor dalam negeri yang juga mempengaruhi tingkat pencapaian
kinerja keuangan bank ini adalah nilai tukar, suku bunga dan daya beli
serta pendapatan per kapita masyarakat, sehingga kemampuan untuk
berinvestasi dalam bentuk tabungan atau deposito menjadi menurun.
Lemahnya perekonomian Negara, yang berdampak pada melemahnya ekonomi
masyarakat tersebut berimbas pada tingkat pencapaian return setiap
pelaku usaha/perusahan, khususnya perbankan. Lemahnya perekonomian
secara nasional, kemampuan masyarakat untuk berinvestasi dalam bentuk
tabungan atau deposito, dan ditambah lagi dengan tingkat pengembalian
piutang nasabah menimbulkan kredit macet pada akhirnya dapat menurunkan
kinerja keuangan (ROA) bank.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar